Pentingnya Pola Asuh Orang Tua untuk Cegah Stunting

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Liputan6.com, Bangkalan Agar mempunyai keturunan nan berkualitas, generasi muda wajib wajib mengantongi banyak pengetahuan seputar parenting alias pola asuh. Itu lantaran calon pengantin (catin) sedini mungkin kudu memahami pola asuh nan baik pada anak. Pola asuh nan baik krusial untuk diterapkan sebagai upaya agar anak nan bakal dilahirkan nantinya terbebas dari kondisi kandas tumbuh alias stunting.

Demikian disampaikan Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Marroli J Indarto dalam diseminasi info dan edukasi percepatan penurunan stunting berjudul Genbest Talk “Pola Asuh Penting, Menuju Zero Stunting” di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat (17/11). 

Dihadapan para mahasiswa nan datang dalam aktivitas tersebut, dia menjelaskan untuk mencegah stunting penerapan pola asuh nan baik kudu dimulai sejak anak tetap dalam kandungan hingga balita.

Menurutnya generasi muda sebagai calon orang tua adalah pemasok perubahan nan memainkan peran krusial dalam penurunan stunting. Stunting krusial dicegah lantaran anak nan terlahir stunting tidak hanya bakal mempunyai tubuh pendek, namun juga berisiko mempunyai tingkat kepintaran rendah, nan dapat menurunkan tingkat produktivitas sehingga tidak kompetitif. 

“Kami mengampanyekan pencegahan stunting lebih awal kepada generasi muda, harapannya dengan mengetahui lebih awal tentang stunting anak nan dilahirkan kelak tidak terkena stunting,” katanya.

Menurutnya tahun 2030 Indonesia diperkirakan bakal menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia nan mengandalkan sumber daya manusia berbobot sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. 

"Pada tahun tersebut kejuaraan semakin ketat sehingga kita kudu mempersiapkan sumber daya manusia nan berkualitas, " katanya.

Data Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022 menunjukan nomor stunting secara nasional sudah mengalami penurunan menjadi 21,6%. Khusus Provinsi Jawa Timur, nomor stunting mencapai 19,2%. Sedangkan Kabupaten Bangkalan tetap di nomor 26,2%. Angka ini kudu diturunkan lantaran tetap di atas sasaran nan ditetapkan Presiden Joko Widodo, ialah 14% di tahun 2024. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Aris Budhiarto mengemukakan Pemerintah Kabupaten (pemkab) Bangkalan terus mengampanyekan pola asuh nan baik untuk pencegahan stunting. “Yang menjadi prioritas kami ialah secara berjenjang berupaya mengubah perilaku masyarakat untuk memperhatikan kesehatan,” jelas Aris.

Menurutnya di Bangkalan, perilaku tidak makan pagi alias sarapan menjadi penyebab kepatuhan remaja putri mengonsumsi rutin Tablet Tambah Darah (TTD) hanya 50%. “Meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD ini krusial untuk memenuhi gizi para remaja putri agar tidak kurang. Sebab remaja putri setiap bulan bakal mengalami haid,” kata Aris.

Setelah kepatuhan itu terpenuhi, remaja putri nan merupakan catin dan calon ibu diwajibkan rutin memeriksakan kesehatan di Puskesmas. Hal tersebut krusial guna mencegah mereka mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) alias malnutrisi nan ditandai kurangnya ukuran lingkar lengan. Menurut Aris, jika perihal tersebut dapat dihindari maka diharapkan bayi nan bakal dilahirkan adalah bayi sehat. 

Ia mengungkapkan hambatan pencegahan stunting di Bangkalan salah satunya adalah kemiskinan. Untuk itu sejak 2023, Pemkab Bangkalan bergerak berbareng membentuk Tim Penurunan Percepatan Stunting (TPPS) dengan menggalakan program Satu Telur untuk Balita Gizi Kronis dan Ibu Hamil KEK alias disingkat SATE MANIS. 

“Sebulan satu kali pada minggu ke-4 Dinas Kesehatan menyumbangkan satu telur untuk orangtua bayi nan tidak mampu”, jelasnya. Selain SATE MANIS, Pemkab Bangkalan juga terus mensosialisasikan pada para ibu untuk memberikan makanan tambahan nan bergizi dari bahan pangan lokal.

Dokter nan juga influencer Kurniawan Satria Denta dalam aktivitas tersebut menjelaskan 1.000 Hari Pertama Kehidupan alias HPK adalah masa krusial bagi pertumbuhan anak. 1000 HPK adalah fase nan dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berumur 2 tahun (730 hari). “Dikhawatirkan jika terjadi gangguan pada masa itu, anak tidak bertumbuh dan rentan diserang penyakit,” jelasnya.

Salah satu langkah untuk mencegah stunting, dikatakannya, adalah dengan selalu melakukan pola asuh nan baik. Hal ini seperti memeriksakan bayi secara berkala di Puskesmas. “Stunting selain lantaran kurangnya asupan gizi, bisa juga lantaran sakit terus menerus lantaran tidak diimunisasi nan sudah disediakan secara rutin di Puskesmas,“ katanya. 

Denta pun mengingatkan untuk selalu mengkonsumsi makanan gizi seimbang dengan pedoman Isi Piringku untuk mencegah stunting. Isi Piringku menggambarkan porsi makan nan dikonsumsi dalam satu piring nan terdiri dari 50% buah dan sayur, dan 50% sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Dalam aktivitas ini  juga dilakukan penyerahan kitab berjudul “Menuju Indonesia Emas Bebas Stunting” oleh Marroli kepada Pemkab Bangkalan nan diwakili Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bangkalan Yuyun Fajar Novela. Buku nan memuat info pencegahan stunting ini diharapkan dapat disebarkan kepada masyarakat Bangkalan.

Kemenkominfo sejak 2019 telah menggandeng generasi muda untuk turut serta mendukung upaya penurunan nomor stunting melalui Kampanye Genbest (Generasi Bersih dan Sehat), nan merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia nan bersih dan sehat serta bebas stunting. 

Genbest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari. Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest juga menyediakan beragam info seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam corak artikel, infografik, serta videografik. 

Genbest Talk nan diadakan di Kabupaten Bangkalan merupakan bagian dari kampanye Genbest. Melalui aktivitas ini Kemenkominfo berambisi masyarakat juga dapat berkedudukan dalam penurunan nomor stunting dengan menerapkan pola hidup sehat dan turut menyebarkan info pencegahan stunting. 

(*)

* Fakta alias Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran info nan beredar, silakan WA ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci nan diinginkan.

Selengkapnya
Sumber Liputan6
Liputan6