ARTICLE AD BOX

Sampang, mediajatim.com — Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Sampang telah mengusulkan gelar Pahlawan Nasional untuk Pangeran Trunojoyo sudah sejak 1967 lalu.
Namun hingga saat ini, pengajuan gelar Pahlawan Nasional tersebut belum berbuah manis.
Kabid Kebudayaan Disporabudpar Sampang Abdul Basith menjelaskan pendapat pengajuan Pangeran Trunojoyo sebagai Pahlawan Nasional dilakukan sejak era Gubernur Jatim Mohammad Noer pada 1967 lalu.
“Di masa Soeharto kemauan tersebut diajukan ke Dewan Gelar di Jakarta, namun hingga sekarang belum membuahkan hasil. Sebab Pangeran Trunojoyo tetap dikategorikan pemberontak,” ungkapnya, Rabu (11/10/2023).
Yang memang santer terdengar, tutur Basith, Panembahan Maduratna (julukan Pangeran Trunojoyo, Red.) sering dikategorikan sebagai pemberontak Kerajaan Mataram Islam nan waktu itu dipimpin oleh Amangkurat I.
“Padahal pangeran asal Madura itu merupakan sosok nan sangat gigih sekali memerangi kolonialis pada saat itu,” ujarnya.
Saat ini, kata Basith, Disporabudpar tengah mencari arsip literatur sejarah nan menerangkan tentang perjuangan Pangeran Trunojoyo melawan Verenigde Oost Indische Compagnie (VOC) namalain Belanda pada 1646 silam.
“Naskah-naskah antik nan menceritakan perjuangan Trunojoyo itu sangat dibutuhkan sebagai modal kami untuk mendukung gelar Pahlawan Nasional untuk Trunojoyo,” paparnya.
Basith menambahkan, kemungkinan literatur nan menyebutnya Trunojoyo sebagai pahlawan itu memang susah ditemukan, karena sejarah berjuntai kepada penguasa.
“Tetap kami terus cari literatur sejarah kunonya, agar perjuangan para leluhur mempertahankan tanah air Madura, khususnya Sampang bisa dianggap positif bukan malah negatif di mata sejarah,” pungkasnya.(rif/faj)