Hasto Kristiyanto: Ada Upaya Tutupi Kejahatan Demokrasi di MK

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

JAKARTA, Koranmadura.com – Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Hasto Kristiyanto mengingatkan, adanya upaya-upaya untuk menutupi kejahatan kerakyatan sebenarnya, ialah soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai pemisah usia Capres-Cawapres.

“Nanti bakal kita lihat, lantaran politik ini kan (bicara) arus kebenaran,” kata Hasto di sela-sela konsolidasi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Sabtu 18 November 2023.

Dia meneruskan, “Siapa nan melakukan manipulasi bakal menuai sesuatu perihal nan jauh lebih besar. Karena beragam penggiringwn opini itu dilakukan untuk menutupi rekam jejaknya.”

“Sehingga kelak bakal ada suatu dialektika, nan betul adalah benar,” sambung Sekjen PDI Perjuangan itu lagi.

Dia menepis bahwa pihaknya bakal menggunakan cara-cara seperti ini, termasuk manipulasi apalagi kampanye hitam.

Dia mengingatkan kejadian kasus hoaks Ratna Sarumpaet 2018 silam alias di masa-masa pertarungan Pilpres 2019.

Awalnya sempat disebut kena penggeroyokan, tetapi pendukung Prabowo itu mengakui bahwa dirinya lenyap menjalani operasi sedot lemak di pipi dan pulang dengan kondisi lebam di wajahnya.

“Kami tidak (menggunakan langkah manipulasi). Tadi dari Pak Arsjad juga menegaskan bahwa “no black campaign”, kita tidak mengenal model-model manipulasi drama,” ujar Hasto.

Dia meneruskan, “Dulu ada Ratna Sarumpaet dan ini kan muncul suatu drama-drama nan baru. Kami tidak master menjadi sutradara, pemain, penulis naskah, semua sekaligus. Kami enggak punya pengalaman di situ.”

Politisi asal Yogyakarta ini yakin, para Pj Gubernur bakal menjaga prinsip netralitas.

Dia lagi-lagi mengingatkan kejadian di Mahkamah Konstitusi adalah contoh hilangnya sebuah prinsip netralitas.

“Tapi prinsip-prinsip ini kan terkoyak ketika Mahkamah Konstitusi nan terpisah saja itu bisa diintervensi. Inilah nan mengoyakkan prinsip-prinsip seperti itu. maka mari kita kembalikan pada roh demokrasi, jurdil, kerakyatan nan menempatkam rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,” ungkap Hasto.

Meski demikian, dia menepis bahwa ini adalah corak dari jebakan untuk Ganjar-Mahfud.

“Enggak. Nanti waktu bakal terlihat. Tapi bagi kami kita tidak pernah ada suatu Pakta-pakta Integritas, lantaran ya integritas itu muncul dari kesamaan pikiran dan hati. Tidak bisa integritas itu diucapkan di dalam mulut tapi lain di pikiran, lain di hati lain, di perbuatan,” jelas Hasto. (Gema)

Selengkapnya
Sumber Koranmadura
Koranmadura