Duh, Ternyata Ibu Hamil yang Pendek Kemungkinan Sulit Melahirkan Normal!

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Ada banyak aspek nan menentukan keberhasilan persalinan normal, salah satunya adalah tinggi badan Mums. Yup, rupanya tinggi badan seorang wanita berbanding lurus dengan ukuran panggulnya. Jadi, semakin pendek seorang wanita, ukuran panggulnya pun bakal semakin kecil. Begitu pula sebaliknya.

Lantas, apakah ini berfaedah ibu mengandung nan pendek tidak bisa melahirkan normal? Yuk, kita telaah dalam tulisan berikut ini!

Baca juga: Manakah nan Lebih Baik, Persalinan Normal alias Caesar?

Ibu Hamil Pendek Kemungkinan Sulit Melahirkan Normal?

Menurut dr. Ervan Surya, Sp.OG., Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, tinggi badan memang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan persalinan normal. Dalam beragam penelitian, ditemukan bahwa ada batas tinggi badan tertentu, ialah jika rata-rata tinggi badan seorang wanita kurang dari 150 cm, maka akibat kegagalan persalinan normal bakal lebih tinggi. Meski begitu, standar tinggi badan ini mungkin bisa berbeda di setiap negara.

Studi-studi telah menunjukkan bahwa semakin pendek seorang wanita, semakin mini pula ukuran panggulnya. Padahal, ukuran panggul merupakan salah satu aspek krusial nan menentukan keberhasilan persalinan normal.

Pada persalinan normal, panggul kudu melebar untuk memungkinkan kepala janin melewati rongga panggul ibu. Namun, pada ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm, ukuran panggulnya bakal lebih sempit, sehingga berisiko mengalami CPD (Cephalopelvic disproportion), ialah ketidaksesuaian ukuran panggul ibu dengan kepala janin. Tanda CPD adalah kepala janin nan tidak masuk ke panggul ibu pada pemeriksaan USG saat usia kehamilan 36 minggu, pada kehamilan anak pertama. Kondisi ini adalah indikasi absolut dilakukannya persalinan caesar.

Baca juga: Bahaya Berat Janin Tidak Normal saat Persalinan

Faktor Lain Penyebab CPD

Selain ukuran panggul nan sempit, ada beberapa aspek lain nan memicu terjadinya kondisi CPD menjelang persalinan. Berikut di antaranya:

1. Ukuran janin terlalu besar

Apabila berat janin lebih dari 4 kg, akibat CPD bakal meningkat. Ukuran janin nan besar ini biasanya disebabkan oleh aspek keturunan alias kondisi glukosuria gestasional nan dialami ibu hamil.

2. Posisi janin sungsang

Mendekati waktu persalinan semestinya janin sudah berada pada posisi nan optimal, ialah kepala mengarah ke jalan lahir. Namun, jika posisi bayi sungsang alias melintang, maka dia bakal susah melewati panggul. Akibatnya, Mums mungkin tidak bisa melahirkan secara normal.

3. Komplikasi alias masalah kesehatan tertentu

CPD juga bisa disebabkan oleh komplikasi alias masalah kesehatan tertentu nan dialami oleh bayi, misalnya hidrosefalus. Kondisi ini membikin ukuran kepala bayi lebih besar dari seharusnya. Akibatnya, bayi bakal lebih susah melewati panggul alias jalan lahir.

Selain itu, ada beberapa komplikasi alias masalah kesehatan lain nan juga bisa menyebabkan terjadinya CPD, antara lain:

  • Pernah mengalami cedera alias operasi pada panggul
  • Kehamilan pertama
  • Polihidramnion alias jumlah air ketuban berlebih
  • Obesitas
  • Kenaikan berat badan berlebihan selama kehamilan
  • Hamil di usia remaja, lantaran tulang panggul belum tumbuh sempurna
  • Kehamilan lewat bulan alias usia kandungan sudah lewat 40 minggu

Wah, rupanya keberhasilan persalinan normal ditentukan juga oleh tinggi badan Mums, ya. Duh, kira-kira tinggi badan Mums sudah memenuhi standar belum nih? Tapi, jika pun kudu melalui persalinan caesar, jangan berkecil hati ya, Mums. Karena, apa pun metodenya, Mums tetap ibu nan dahsyat untuk si Kecil. (BAG)

Baca juga: Ini Dia nan Bisa Gagalkan Rencana Persalinan Normal Pasca Caesar

Referensi

American Pregnancy Association. Cephalopelvic Disproportion (CPD).

Interview dengan dr. Ervan Surya, Sp.OG.

Selengkapnya
Sumber Gue Sehat
Gue Sehat