ARTICLE AD BOX
Vaksin BCG mengandung jenis kuman TBC nan dilemahkan. Ini membentuk kekebalan dan mendorong tubuh melawan TBC jika terinfeksi, tanpa menyebabkan TBC itu sendiri.
Vaksinasi BCG nan diberikan kepada bayi dan anak-anak dapat memberikan perlindungan hingga 80 persen terhadap corak TBC berat pada masa kanak-kanak, seperti meningitis TBC. Namun, vaksin BCG mungkin kurang efektif melawan TBC nan menyerang paru-paru pada orang dewasa.
Vaksin BCG bisa memberikan perlindungan nan memperkuat hingga 15 tahun. Setelah disuntikkan, biasanya muncul luka pada area suntikan. Bekas luka ini muncul pada nyaris semua bayi nan diberi suntikan BCG dan sering dianggap sebagai tanda keberhasilan vaksin BCG. Lalu, gimana jika jejak luka tidak muncul? Apakah berfaedah vaksin BCG gagal? Selain itu, adakah ciri-ciri vaksin BGC gagal?
Bekas Luka Vaksin BCG
Hampir setiap orang nan menerima vaksin BCG bakal mendapatkan jejak luka di tempat suntikan. Belas luka ini berbentuk gelembung, nan mungkin bakal lenyap segera setelahnya.
Bintik biasanya muncul 2 hingga 6 minggu setelah vaksinasi. Bintik mungkin juga berubah menjadi lepuh, nan kemudian menjadi keropeng berkerak. Penting untuk membiarkan area tersebut terbuka lantaran udara bakal membantu proses penyembuhannya. Wajar jika kemudian timbul jejak luka kecil.
Kadang-kadang, mungkin timbul reaksi kulit nan lebih parah, tetapi reaksi ini bakal sembuh dalam beberapa minggu. Jika Mums cemas reaksi kulit anak tidak normal, segera bawa anak ke dokter.
Jika benjolan muncul terlalu cepat, ialah kurang dari 1 minggu, kemungkinan besar anak telah terpapar TBC dan perlu mendapatkan pemeriksaan lanjutan. Reaksi ini disebut reaksi sigap BCG (accelerated BCG react).
Tidak Ada Bekas Luka Setelah Suntikan BCG. Ciri-ciri Vaksin BCG Gagal?
Sebagian besar orang nan menerima vaksinasi BCG bakal mendapatkan lepuh nan menonjol pada letak jejak vaksin. Akan tetapi, ini tidak muncul pada semua orang.
Jika anak tidak mengalami reaksi seperti ini setelah diberi vaksin BCG, bukan berfaedah mereka tidak memberikan respons terhadap vaksin tersebut. Ini juga bukanlah indikasi bahwa vaksin BCG tersebut gagal. Jadi, tidak perlu melakukan vaksinasi BCG untuk kedua kalinya.
Perawatan Bekas Suntikan
Mums sudah tahu area nan diberi vaksinasi BCG bakal mengalami reaksi tertentu. Lantas, apa nan bisa dilakukan untuk merawat luka jejak suntikan? Berikut penjelasannya:
- Jaga area jejak suntikan tetap bersih dan kering.
- Tidak apa-apa memandikan anak seperti biasa. Tepuk-tepuk area jejak suntikan dengan hati-hati hingga kering setelah dicuci.
- Mums bisa membalut luka dengan kain kasa jika area tersebut mulai mengeluarkan cairan.
- Gunakan kapas alkohol steril untuk membersihkan area tersebut jika diperlukan.
- Jangan mengoleskan salep, krim antiseptik, alias menempel area luka dengan plester.
Kapan Harus ke Dokter
Ada beberapa pengaruh samping langka nan mungkin timbul setelah vaksinasi BCG. Jika salah satu dari perihal berikut terjadi, temui dokter:
- Abses besar di tempat suntikan.
- Nyeri tekan dan bengkak di bawah lengan kiri. Ini bisa mengindikasikan jangkitan pada kelenjar.
- Jaringan parut nan terlihat jelas di tempat suntikan, dikenal sebagai jaringan parut keloid.
Asalkan suntikan BCG diberikan oleh orang nan berkompeten, Mums tidak perlu cemas apakah suntikan tersebut kandas alias tidak. Bahkan, meskipun suntikan tidak menimbulkan bekas, si mini tidak perlu mengulangi vaksin. Jika ada perihal nan membikin Mums khawatir, jangan membikin dugaan sendiri dan segera hubungi dokter.
Sumber:
Nhs.uk. Bcg-tb-vaccine-questions-answers
Hhs.uk. Bcg-tb-vaccine-side-effects
Idai.or.id. Seputar-kesehatan-anak/skar-bcg