ARTICLE AD BOX

Bangkalan, mediajatim.com — Karapan Sapi Piala Presiden 2023 di Stadion R.P. Moch Noer, Kabupaten Bangkalan, diwarnai kericuhan, Minggu (8/10/2023).
Pada saat kericuhan berlangsung, sejumlah penduduk di letak terekam menenteng dan menghunus senjata tajam (Sajam) berupa celurit. Kericuhan tersebut juga menyebabkan tiga orang terluka.
Peristiwa ini memantik perhatian publik. Pertama lantaran karapan sapi adalah kejuaraan nan mempunyai akar kebudayaan. Kedua, polisi dan TNI di letak kandas mengantisipasi pembawa Sajam.
Salah seorang seniman Bangkalan, R. Muhammad bin Rahmad, mengatakan bahwa kericuhan pada pagelaran karapan sapi mencoreng nilai esensial karapan sapi itu sendiri.
Esensi pagelaran karapan sapi, kata laki-laki nan berkawan dipanggil Aang itu, adalah untuk menjalin silaturahmi masyarakat di Madura nan kebanyakan petani dan peternak sapi.
“Sapi bagi petani adalah sumber kehidupan, dulu sapi juga dipakai untuk karapan, untuk silaturrahmi antarmasyarakat,” katanya, Selasa (10/10/2023).
Karapan sapi, lanjut Aang, juga merupakan aktivitas nan dinanti-nanti lantaran menyenangkan dan mendorong suasana guyub.
Kalau hari ini karapan sapi menjadi kejuaraan dan ada gelar juara nan diperebutkan, kata Aang, itu sudah perihal lain nan berkembang.
“Dulu tidak ada juaranya, makanya ada istilah golongan atas dan golongan bawah, jadi jangan sampai aktivitas budaya nan menggembirakan justru jadi mencekam,” paparnya.
Selama ini, kata Aang, pagelaran karapaan sapi selalu dijaga ketat. Pagelaran ini dijamin keamanannya dan penonton nan datang juga diperiksa.
Namun, upaya abdi negara pada pagelaran Karapan Sapi Piala Presiden 2023 di Bangkalan tidak menuai hasil maksimal.
“Saya rasa abdi negara kepolisian sudah berupaya, tetapi tetap perlu banyak evaluasi,” pungkasnya.(hel/ky)