PASANGAN Calon Presiden (Paslon) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menerima support penuh dari Forum Komunikasi Seniman dan Dalang Indonesia (FKSDI) Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Anggota FKSDI dan Dalang Wartoyo Wonge Ganjar Pranowo (DWGP) rela berkumpul di Alun-Alun Karanganyar, pada Jumat malam lalu.
Mereka menggelar pagelaran wayang kulit nan mengangkat cerita 'Wahyu Keprabon' nan mengisahkan perjalanan Gatotkaca dari masa training masa kecilnya di Kawah Candradimuka hingga menjadi seorang ksatria dan raja di Pringgodani pada masa dewasanya.
Pertunjukan wayang kulit ini disambut dengan antusiasme oleh ratusan penonton nan memenuhi bangku nan telah disiapkan.
Bahkan beberapa di antara mereka memilih untuk duduk di sekitar laman alun-alun untuk menikmati pagelaran tersebut.
Ki Sular, seorang personil FKSDI, menjelaskan bahwa pagelaran wayang kulit ini merupakan langkah untuk merayakan Hari Sumpah Pemuda nan jatuh pada tanggal 28 Oktober 2023 lalu, sekaligus menjadi bentuk support kepada pasangan Ganjar-Mahfud. Selain itu, pagelaran wayang kulit ini dianggap sebagai bingkisan ulang tahun Ganjar nan ke-55.
"Semoga pasangan tersebut bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024 dan selalu amanah. Beliau (Ganjar) sangat senang dengan kesenian dan budaya," kata Ki Sular nan juga personil DPRD Kabupaten Karanganyar dari Fraksi PDIP.
(Foto: IG/@mohmahfudmd)
Fakta wayang kulit
Berasal dari tradisi antik masyarakat Jawa, wayang kulit telah diakui sebagai mahakarya nan tak ternilai harganya dan mendapatkan pengakuan di tingkat internasional.
Di dalam budaya Indonesia, pagelaran wayang kulit seringkali menjadi bagian dari aktivitas acara pernikahan dan beragam tradisi lainnya nan bermaksud menghibur masyarakat. Selain itu, wayang kulit juga mempunyai kebenaran menarik nan menarik untuk dijelajahi.
1. Sejarah wayang kulit
Fakta menarik tentang wayang kulit adalah sejarahnya dari wayang kulit nan kaya. Awalnya, wayang kulit berkembang di lingkungan istana, terutama dalam budaya Jawa.
Wayang ini dianggap telah ada sejak sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Seni tradisional nan unik bagi budaya Jawa ini berasal dari para intelek nenek moyang suku Jawa di era dahulu.
Pada awalnya, corak wayang kulit sangat sederhana, terbuat dari rerumputan nan diikat. Wayang ini digunakan dalam upacara ritual untuk menghormati roh nenek moyang dan dalam beragam upacara budaya Jawa. Bahkan, wayang kulit tertua nan pernah ditemukan berasal dari abad ke-2 Masehi.
2. Berawal dari cerita kuno
Wayang kulit dikenal dengan cerita klasik nan berasal dari Jawa, dan selama berabad-abad, seni wayang ini berkembang di Keraton Jawa dan Bali.
(Foto: IG/@fauzie_helmy)
Kemudian, tradisi wayang ini menyebar ke pulau-pulau lain, termasuk Lombok, Madura, Sumatera dan Kalimantan mengikuti beragam style pagelaran lokal dan musik nan berkembang sesuai dengan karakter unik setiap daerah.
3. Alur cerita
Dalam alur ceritanya, pagelaran wayang dimulai dengan segmen seorang raja nan duduk di singgasananya di depan para pengikutnya. Ini menggambarkan aspirasi umum orang tua untuk memandang anak mereka mencapai prestasi tertinggi dalam hidupnya.
Dalam pertunjukannya, wayang secara simbolis menggambarkan beragam tahapan dalam kehidupan tokoh-tokohnya, termasuk masa kelahiran, masa dewasa, dan akhirnya, saat kematiannya.
Follow Berita Okezone di Google News